Terdapat sebuah atsar dalam Mushonnaf Abdur Razzaq dengan sanad jayyid dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
إذا ركب الرجل دابته، فلم يذكر اسم الله ردفه الشيطان، فقال له : تغن، فإن لم يحسن، قال له : تمنِّ.
“Ketika seseorang mengendarai kendaraannya dan dia tidak berzikir di atasnya, maka Setan akan ikut membonceng bersamanya. Kemudian Setan tersebut akan membisikkan : Bernyanyilah, kalau ternyata suaranya jelek, Setan berkata : Berkhayallah!“
Syekh Abdussalam bin Barjas rahimahullah menjelaskan, “Dalam atsar ini, terdapat kabar bahwa siapa saja yang berkendara dan lupa untuk mengingat Allah selama perjalanannya atau lupa menyebut nama Allah sebelum berkendara, maka Setan akan menemani perjalanannya tersebut.
Kemudian Setan akan melalaikannya dari berzikir dengan nyanyian. Kalau orang ini tidak pandai menyanyi, maka Setan akan melalaikannya dengan cara kedua; yaitu berkhayal. Pikiran Orang tersebut akan diputar putar oleh Setan, sehingga berpikir ke arah yang tidak jelas.
Kadang ia berkhayal punya istri yang cantik jelita, punya rumah mewah, atau punya harta berlimpah.
Hingga pada akhirnya, waktunya habis sia–sia, hanya tinggal penyesalan di ujung perjalanan. Kemudian ia berkata,
یَقُولُ یَـٰلَیۡتَنِی قَدَّمۡتُ لِحَیَاتِی
“Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini.” [Surat Al-Fajr: 24]
)لَوۡلَاۤ أَخَّرۡتَنِیۤ إِلَىٰۤ أَجَلࣲ قَرِیبࣲ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّـٰلِحِینَ (
“Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.” [Surat Al-Munafiqun: 10]