SILSILAH ARBA’IN NAWAWIYYAH
HADITS KE – 34
Dari Abu Sa’id al-Khudri h, ia berkata, aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Barang siapa di antaramu yang melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya (mencegahnya) dengan tangannya. Jika ia tak sanggup, maka dengan lisannya, dan jika tak sanggup juga, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman.”
(Diriwayatkan oleh Muslim)
◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎◎
🌷 POIN-POIN PENTING
- Wajibnya mengubah kemungkaran dengan metode-metode yang disebutkan pada hadits di atas. Yang mampu untuk mengubah kemungkaran dengan tangannya, maka tidak cukup hanya dengan lisannya. Yang mampu untuk mengingkari (mengubah kemungkaran) dengan lisannya, maka tidak cukup hanya dengan hatinya.
- Mengubah kemungkaran dengan tangan perlu memerhatikan dua hal berikut:
- Metode ini khusus untuk yang memiliki kekuasaan dan bukan untuk setiap orang, maka metode ini berlaku bagi seorang ayah terhadap keluarganya, bagi guru terhadap muridnya, bagi presiden terhadap rakyatnya, dan semisalnya.
- Perlu memperhatikan adanya maslahat, jika tidak ada maka sebaiknya pindah ke metode lisan.
- Dalam mengubah kemungkaran, perlu memastikan kebenarannya, bukan semata-mata sangkaan. Dan perlu memperhatikan adab-adab yang baik.
- Orang yang mengamalkan salah satu amalan sebagai bukti keimanan, walaupun itu kecil dan terasa berat, lebih baik dari orang yang meninggalkannya karena putus asa.
- Tidak adanya pengingkaran di dalam hati dari hal-hal yang mungkar menunjukkan lemahnya iman.
Wallahu A’lam
※※※※※※※※※※※※※※※※※※
📚Sumber:
- At-Tuhfah Ar-Robbaniyyah, karya Syeikh Ismail Al-Anshory.
- Syarh Arba’in Nawawiyyah, karya Syeikh Ibnu ‘Utsaimin
- Al-Hulal al-bahiyyah syarah al-arba’in an-nawawiyyah, Dr. Manshur Ash-Shaq’ub.
🗓 Jakarta, 11 Robi’ul Akhir 1439 H. Diedit kembali di Kendari, 17 Robiu’ul Awwal 1443 H.
👤 Iben Mukhlis al-Bugishy.