Artikel Hangat

Bertutur katalah dengan cara yang baik ( Kaidah 1)

Kaidah #1

(… وَقُولُوا۟ لِلنَّاسِ حُسۡنࣰا… )
“Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia” [Surat Al-Baqarah 83].

~~~
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak lepas dari pergaulan dengan sesamanya dengan berbagai pemahaman dan budaya, ayat ini datang untuk mengatur hubungan verbal antara manusia dalam pergaulan mereka.

Ayat-ayat yang serupa dalam Al- Qur’an adalah sebagai berikut:
(وَقُل لِّعِبَادِی یَقُولُوا۟ ٱلَّتِی هِیَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ ٱلشَّیۡطَـٰنَ یَنزَغُ بَیۡنَهُمۡۚ إِنَّ ٱلشَّیۡطَـٰنَ كَانَ لِلۡإِنسَـٰنِ عَدُوࣰّا مُّبِینࣰا)
Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sungguh, setan itu (selalu) menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sungguh, setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. [Surat Al-Isra’ 53].

Bahkan saat berdialog dengan orang kafir sekalipun kita diperintahkan untuk bertutur kata yang lebih baik, Allah ﷻ berfirman:
(۞ وَلَا تُجَـٰدِلُوۤا۟ أَهۡلَ ٱلۡكِتَـٰبِ إِلَّا بِٱلَّتِی هِیَ أَحۡسَنُ إِلَّا ٱلَّذِینَ ظَلَمُوا۟ مِنۡهُمۡۖ….)
Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara (tutur kata) yang baik, kecuali dengan orang-orang yang zalim di antara mereka,
[Surat Al-Ankabut 46]

Para ulama mengatakan: ucapan yang baik itu mencakup beberapa aspek, baik lafadznya, baik maknanya, dan baik cara menyampaikan nya.

Contoh-contoh penerapan kaidah ini dalam Al-Quran:

1. Allah ﷻ berfirman:
(۞ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوۤا۟ إِلَّاۤ إِیَّاهُ وَبِٱلۡوَ ٰ⁠لِدَیۡنِ إِحۡسَـٰنًاۚ إِمَّا یَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَاۤ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَاۤ أُفࣲّ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلࣰا كَرِیمࣰا)
Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. [Surat Al-Isra’ 23] menggerutu kepada orang tua adalah termasuk adab yang buruk dalam bertutur kata, terlebih-lebih jika membentak atau membuat hati mereka terluka.

2. Allah ﷻ juga berfirman:
(وَأَمَّا ٱلسَّاۤىِٕلَ فَلَا تَنۡهَرۡ)
Dan terhadap orang yang meminta-minta, janganlah engkau menghardik(nya). [Surat Adh-Dhuhaa 10] kepada orang yang mungkin kita anggap cukup mengganggu kita diperintahkan untuk menolaknya dengan baik tanpa membentak dan menyakiti nya.

3. Allah ﷻ juga berfirman:
(وَعِبَادُ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلَّذِینَ یَمۡشُونَ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ هَوۡنࣰا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلۡجَـٰهِلُونَ قَالُوا۟ سَلَـٰمࣰا)
Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “Salām,” ucapan yang damai. [Surat Al-Furqan 63]

Ketika orang-orang yang tidak tahu hukum Allah ﷻ dan adam islam berbicara kepada mereka dengan ucapan yang buruk dan menghina, mereka tetap menjawab dengan baik dan ucapan yang benar.

Buktikan bahwa yang tidak baik adalah mereka dan anda adalah orang yang tidak sama dengan mereka, anda adalah orang yang baik.

~~~
Namun dalam praktek kehidupan sungguh kita melihat kondisi yang sangat ironis:

1. Para pendakwah kafir mengajak kaum muslimin dengan bahasa yang sangat lembut untuk memurtadkan mereka, bukankah kita lebih pantas melakukan hal itu untuk menguatkan hati mereka dengan keimanan?!

2. Sebagian kita berteriak saat bicara dengan orangtuanya.

3. Sebagian kita suka berkata kasar kepada pasangan hidupnya.

4. Sebagian kita suka mencaci dan merendahkan anak-anaknya sendiri.

5. Sebagian kita sering menghina dan kasar kepada pegawai dan pembantunya.

Ingatlah dalam surat Al-Isra’ tadi Allah ﷻ memperingatkan bahwa “Sungguh, setan itu (selalu) menimbulkan perselisihan di antara mereka”.

~~
Dan sebuah nasehat bagi kita yang sering mendengarkan ucapan yang buruk kepada kita ucapan yang tidak suka kita dengar hendaklah kita bersabar, dan terus berusaha membalas dengan ucapan yang baik. Jika tidak demikian berarti kita tidak ada bedanya dengan mereka.

Al Imam Malik bin Anas, suatu hari berfatwa untuk sebagian penyair dengan sebuah fatwa yang tidak sesuai dengan keinginannya. Lantas ia berkata: wahai Abu Abdillah (Imam Malik) apakah kau mengira bahwa amir tidak mengetahui hukum yang kau putuskan ini!?
Beliau menjawab: tentu.
Penyair itu berkat: kami mengutus orang kepadamu untuk memperbaiki urusan kami namun engkau tidak melakukan nya, demi Allah, aku akan menyiksamu dengan syair-syair Hija’ (cacian).
Imam Malik menjawab: engkau hanya menjelaskan bahwa dirimu sendiri bodoh dan hina, hal itu semua orang bisa melakukan nya, kalau kau ingin semua orang tunduk kepadamu maka lakukanlah dua hal: jadilah orang yang mulia dan berwibawa. (lihat: Tartibul Madarik 1/59).

**
Ibroh dan renungan:
1. Orang yang baik tutur katanya akan banyak yang menyukainya.

2. Tutur kata yang baik sebagaimana dalam menjawab juga harus demikian dalam bertanya, berbicara, dan berdialog, dalam semua urusan kita.

3. Bagi yang mau berfikir, sesungguhnya tutur kata yang baik akan menjaga diri kita, menghemat waktu, harta, daya, dan upaya.

4. Orang yang berusaha berkata baik niscaya akan terbiasa dan dikenal sebagai orang yang baik.

📚 50 Kaedah Al-Quran untuk pribadi dan kehidupan, Prof. Dr. Umar Muqbil.
Ringkasan: Achmad Handika

Tentang Fadhil

LIPIA Jakarta

Check Also

Untuk penyeru kepada Tauhid

Untuk penyeru kepada Tauhid Bagian 2 dari nasihat Syaikh Shalih Sindi -hafidzahullah- Jadilah hakiim Dalam …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Share via
Send this to a friend