Dari Abu Mas’ud ‘Uqbah bin ‘Amr al-Anshari al-Badri radhiyallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,
“Sesungguhnya, di antara wasiat para nabi terdahulu yang dipahami oleh manusia adalah, ‘Jika kamu tidak malu maka lakukanlah sesukamu‘.”
(Diriwayatkan oleh Al-Bukhari)
POIN-POIN PENTING
- Kemuliaan sifat malu, dikarenakan sifat ini adalah salah satu yang diajarkan oleh para Tapi perlu diingat bahwa sifat malu yang mulia dan terpuji ialah sifat malu yang tidak menyebabkan seseorang meninggalkan perkara wajib dan tidak menyebabkan mengerjakan perkara munkar. sedangkan sifat malu yang tercela ialah yang sebaliknya, seperti tidak menegakkan amar ma’ruf dan nahi munkar karena malu, atau seorang pria tidak sholat berjamaah di mesjid karena malu.
- Sifat malu menjadi salah satu tameng bagi seseorang dari terjatuh ke dalam jurang kemaksiatan dan dosa.
- Penetapan kehendak bagi manusia, dan ini juga sebagai bantahan terhadap kelompok Jabriyyah yang memandang bahwa manusia mengerjakan segala sesuatu itu tanpa kehendak dan kemauan mereka.
- Syariat atau ajaran umat terdahulu sebagiannya kembali diajarkan dalam syariat Islam, tentunya tetap dengan melihat dalil dari Al-Quran dan As-Sunnah.
Wallahu Ta’ala A’lam.
———————-———————-
Sumber:
- At-Tuhfah Ar-Robbaniyyah, karya Syeikh Ismail al-Anshory
- Syarh Arba’in Nawawiyyah, karya Syeikh Ibnu ‘Utsaimin
Kendari, 20 Dzulhijjah 1438H.
Diedit kembali di Kendari, 2 Muharram 1442H.
Iben Mukhlis al-Bugishy.