Allah ﷻ telah menyebutkan dalam surat as-Syams bahwa manusia terbagi menjadi dua, ada manusia yang menyucikan jiwanya dari sifat-sifat buruk maka mereka adalah orang-orang yang beruntung. Dan ada orang yang mengotori jiwanya dengan sifat-sifat buruk dan mereka adalah orang-orang merugi.
Jika kita ingin menjadi orang yang beruntung maka kita harus menunaikan hak-hak jiwa kita, karena Rasulullah ﷺ bersabda:
وإن لنفسك عليك حقا
“dan sesungguhnya jiwamu memiliki hak atas dirimu”.
Jangan sampai salah dan mengira bahwa menyucikan jiwa adalah dengan cara menekan jiwa dengan keras dan mengharamkan baginya apa yang telah Allah ﷻ halalkan baginya. Bukan pula dengan membiarkannya melakukan apa saja yang biasa orang sebut kebebasan jiwa.
Berikut ini adalah 10 kaidah Syar’iyah dalam menyucikan hati:
1.Tauhid, jiwa yang selalu terpaut dengan tauhid akan menjadi jiwa yang bersih dan jauh dari hawa nafsu. Semua perilakunya berdasarkan cinta dan benci karena Allah ﷻ, dia tidak takut kecuali kepada Allah ﷻ, dia tidak berharap kecuali kepada Allah ﷻ, tidak pernah membenci orang atas dasar alasan yang tidak jelas dst. Semuanya karena Allah ﷻ.
2.Doa, Rasulullah ﷺ bersabda:
“tidak ada sesuatu yang lebih besar bagi Allah ﷻ melainkan doa” HR Tirmidzi dan dihasankan oleh Syaikh Albani.
Dengan berdoa seorang manusia sadar bahwa dirinya adalah lemah dan tidak berdaya tanpa bantuan Allah ﷻ.
Mutharrif bin Abdillah berkata:
“aku merenungi kunci kebaikan, ternyata kebaikan sangatlah banyak, puasa, sholat, dll. Akhirnya aku tahu bahwa kebaikan adalah apa yang ada di sisi Allah ﷻ, dan ketika anda tidak dapat meraih sesuatu yang ada di sisi Allah ﷻ tanpa meminta kepada-Nya, maka aku tahu bahwa kunci kebaikan adalah doa” HR Ahmad dalam kitab zuhud.
Allah berfirman:
“aku akan mengabulkan doa seseorang, jika dia mau berdoa”
Juga berfirman:
“berdoalah kalian kepada Ku, niscaya akan aku kabulkan doa kalian”
Umar bin Khattab berkata:
“sungguh aku tidak pernah merisaukan terkabulnya doa, akan tetapi yang aku pikirkan adalah berdoa, jika aku diberi petunjuk untuk berdoa maka niscaya terkabulnya doa ada bersamanya” HR Tirmidzi.
Rasulullah ﷺ sering berdoa:
اللهم آت نفسي تقواها وزكها أنت خير من زكاها أنت وليها ومولاها
“Ya Allah berikanlah pada jiwaku ketakwaan, dan sucikanlah dia sesungguhnya Engkau sebaik-baiknya Penyuci jiwa, Engkau adalah walinya dan Penolongnya” HR Muslim.
Juga doa:
يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
“wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agamaMu” HR Bukhari.
Dan diantara motivasi untuk meminta kesucian jiwa kepada Allah ﷻ adalah karena semua kebaikan hanyalah Allah ﷻ yang punya termasuk kesucian jiwa kita. Dan Allah ﷻ menyucikan hati orang yang Ia kehendaki.
3.Membaca Al-Qur’an dan merenungi maknanya, karena telah banyak contoh dan kisah dalam Al-Qur’an yang cukup untuk kita jadikan sebagai obat hati. Jangan hanya menjadikan Al-Qur’an sebagai bahan bacaan dan hafalan, tak ada bedanya kita dengan khawarij jika kita hanya bergaul dengan Al-Qur’an dengan yang demikian itu.
4.Mencontoh dan mengikuti Rasulullah ﷺ, beliau adalah tauladan terbaik yang pernah ada dan Allah perintahkan kita untuk mencontoh beliau dalam segala aspek kehidupan dunia dan akhirat kita. Jangan pernah mengira bahwa menambah apa yang beliau tidak ajarkan adalah sumber takwa atau sebaliknya, karena beliau adalah panutan yang telah sempurna yang mana tambahan dan pengurangan akan menjadikan kita keluar dari jalur panutan kita ﷺ.
5.Hakikat dari penyucian jiwa adalah pembersihan sifat buruk dan kemudian menghiasinya dengan sifat yang baik. Bukan dengan sekedar mencampur keburukan yang lama dengan sedikit kebaikan, akantetapi kita wajib berusaha untuk membersihkan segala keburukan dan menghiasinya dengan amal sholih.
6.Jangan membuka celah yang bisa mengeluarkanmu dari jalur istiqomah.
Jaga pandangan, bicaralah seperlunya hanya yang berfaidah saja, dengarkan hal-hal yang bermanfaat, bergaullah dengan orang-orang baik dsb. Jangan Coba-coba nekat membuka celah tersebut karena jiwa kita begitu lemah sedangkan setan selalu siaga menjerumuskan kita melalui celah sekecil apapun.
7.Ingatlah bahwa kematian datang setiap saat, jangan pernah merasa aman dari akhir hidup yang buruk, su’ul khatimah.
8.Jangan sembarang berkawan, pilihlah mereka yang selalu mendorong kita ke surga bahkan jika perlu, carilah mereka yang mau menyeret kita ke surga. Jangan berkumpul dengan mereka yang obrolannya tak jauh dari perkara dunia yang tak berfaidah, ya demikianlah dunia semuanya akan berakhir menjadi fana.
9.Jangan pernah tertipu dengan secuil kebaikan yang pernah anda lakukan, jangan pernah merasa puas dengan amal yang kita berikan. Hal ini akan membuka celah jiwa kita untuk berhenti dan sibuk dengan membanggakan diri dan amalan yang secuil tadi bukan dengan terus berbuat baik tapi malah mengungkit kebaikan yang malah berpotensi menggugurkan pahala amalan kita.
10.Lakukan evaluasi, Allah mengabarkan bahwa jiwa manusia ini terbagi menjadi beberapa kelompok:
- jiwa yang tenang, dan selalu berlomba dalam kebaikan.
- ada jiwa yang selalu mengajak kepada keburukan.
- dan ada jiwa yang mencampur adukkan maksiat dengan ketaatan.
Di kelompok manakah jiwa kita berada?
Terus perbaiki dan terus koreksi jiwa kita ini.
Wallahu a’lam.
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين وسلم تسليما كثيرا.
sumber : Sepuluh kaidah dalam menyucikan jiwa, karya Syekh Abdurrazzaq Badr حفظه الله تعالى.
Penulis : Ustadz Ahmad Handika .BA